BabOrang yang Menyembelih Sebelum Shalat (Id) Harus Mengulangi (Sembelihannya) UstadzDzulqarnain · 21 Views. 15 Jul 2020. Cukupkah Menuntut Ilmu Melalui Rekaman Kajian karena Majelis Ilmu Terbatas?
Masuk surga, tentu menjadi impian kita, bukan? Ya, kita ketahui bahwasanya surga merupakan tempat yang paling indah sepanjang masa. Tak ada yang bisa menandingi keindahannya. Bahkan, dunia pun tidak ada apa-apanya dibandingkan saja, masuk ke dalam surga itu tidaklah mudah. Kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk tetap selalu berada dalam jalan kebenaran. Al-Quran dan sunnah-lah penuntun jalan Anda, ternyata orang yang sudah berada di jalan kebenaran pun, bisa jadi tidak bisa masuk surga. Seperti halnya yang dirasakan oleh beberapa orangtua. Dimana mereka yang awalnya masuk surga, tidak jadi karena anaknya. Memang, apa ya sebabnya?Orangtua yang shaleh dan telah divonis akan masuk ke dalam surga bisa batal memasukinya dan justru terjerumus ke dalam neraka adalah orangtua yang melihat anaknya berbuat maksiat namun ia tidak melarang perbuatan tersebut.“Telah dikabarkan kepada kami bahwa seorang anak akan tergantung di leher ayahnya pada hari kiamat nanti. Lalu dia berkata, Wahai Rabbku, ambillah hakku dari orang yang menzhalimiku ini!’ Sang ayah berkata, Bagaimana aku menzhalimimu, sedangkan aku telah memberimu makan dan pakaian?’ Sang anak berkata, Benar, engkau telah memberiku makan dan pakaian, tetapi engkau melihatku melakukan maksiat dan engkau tidak melarangku’,” Dikutip dari Majalah Az-Zahur, Sya’ban 1420 H.Di dalam Al-Quran, Allah Ta’ala telah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” QS. At-Tahriim 66.Mengenai tafsir dari ayat di atas, Qatadah berkata, “Perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan laranglah mereka dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Bantulah mereka untuk mengerjakan perintah Allah. Apabila kamu melihat mereka melakukan kemaksiatan, maka tegurlah!” Ibnu Jarir juga berkata, “Kita wajib untuk mengajarkan anak-anak kita tentang agama Islam, kebaikan dan adab!” Sedangkan Ibnu Umar berkata, “Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu. Anakmu juga akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku taat kepadamu.”Dari tafsir yang sudah dijelaskan oleh para mufassir di atas, jelaslah bahwa Allah Ta’ala memberikan perintah tegas kepada para muslim untuk senantiasa menjaga keluarganya dari siksaan api neraka. Caranya adalah dengan memperhatikan pendidikan agamanya serta memantau setiap perbuatan yang dilakukannya. Hal tersebut merupakan sebuah kewajiban yang apabila tidak dipatuhi maka konsekuensinya akan diterima di akhirat senada juga dapat difahami dari hadis shahih yang berbunyi, “Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya,” HR. Bukhari dan Muslim.Dari hadis di atas mengisyaratkan bahwa apabila ada orangtua yang mendidik anaknya dengan tidak baik, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya di dunia tersebut saat hari kiamat kelak. Foto pixabay. Hukum pacaran jarak jauh dalam Islam adalah haram karena tetap mengarah pada kemaksiatan. Gaya pacaran ini dilarang meskipun hanya berkomunikasi via chat ataupun media sosial. Larangan pacaran dalam Islam telah tercantum dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 34. Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina Sebab-sebab Anak Masuk Neraka Salah satu perbuatan dosa besar yang sangat dimurkai oleh Allah Ta’ala adalah durhaka kepada kedua orang tua. Oleh karena itu Islam mengingatkan juga mengajarkan untuk senantiasa memuliakan dan berlaku baik kepada kedua orang tua. Memuliakan orangtua menjadi salah satu sebab seorang anak menjadi ahli surga, dan bersikap durhaka kepada kedua orang tua menyebabkan seseorang menjadi penghuni neraka. Berikut merupakan bentuk-bentuk durhaka kepada kedua orang tua yang disebutkan dalam Alquran dan hadis. Pertama, berkata keras dan kasar. Berkata keras dan kasar kepada orang tua merupakan salah satu bentuk durhaka yang dilarang dalam Islam. Hal ini sesuai dengan Al Quran surat Al-Isra ayat 23, وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” Kedua, membuat bersedih atau menangis. Membuat orang tua bersedih sampai menangis karena perbuatan atau ucapan anaknya juga salah satu bentuk dari kedurhakaan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam, لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌ وَلاَ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلاَ مُكَذِّبٌ باْلقَدَرِ “Tidak masuk surga anak yang durhaka, peminum khamr minuman keras dan orang yang mendustakan qadar” HR. Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadits Shahihnya 675. Tiga, tidak patuh. Dengan alasan kesibukan pekerjaan atau sudah punya keluarga sendiri, banyak anak yang kemudian mulai kurang perhatian kepada kedua orang tuanya. Hingga tidak sedikit kasus anak yang menelantarkan orangtua, padahal hal tersebut termasuk bentuk kedurhakaan yang nyata. Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّاللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ اْللأَمَّهَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ اْلبَنَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَشْرَةَ اْلسُّؤَالِ، إِضَاعَةَ اْلمَالِ “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta menghamburkan kekayaan.” HR. Bukhari dalam Fathul Baari 10/405 No. 5975, Muslim No. 1715 & 912. Tidak menghormati orang tua juga masuk dalam kategori kedurhakaan seorang anak. Allah menganjurkan seorang anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Hal ini sebagaimana termuat dalam Al Quran, “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” QS. An-Nisa 36. Shabirin
3Saya pernah mendengar bahwa Al Bani adalah orang yang banyak mendhoifkan hadits-hadits shohih dan menshohihkan hadits-hadits dhoif ? benerkah ini ? bagaimana menurut Madzhab Kita ( Syafi'i )? 4.Siapa mereka berdua itu ? karena di kampus ana,rata-rata merupakan orang-orang wahabi dan pks,kalau berargumen dan bermujadalah dengan ana,selalu

DOI 10.24952/ALMAQASID.V5I1.1722 Corpus ID: 230961518; MEMAHAMI KEMBALI TENTANG MAKNA HADIS ORANG TUA NABI MUHAMMAD SAW MASUK NERAKA @inproceedings{Mardia2019MEMAHAMIKT, title={MEMAHAMI KEMBALI TENTANG MAKNA HADIS ORANG TUA NABI MUHAMMAD SAW MASUK NERAKA}, author={Muhammad Sulthon Mardia}, year={2019} }

Kecualisatu orang yang masya Allah.., Abu Bakar Muhammad namanya, dosen hadits orang Bima, beliau sangat benci saya. Kalau masuk kuliah, laki perempuan dipisah. Pernah suatu saat datang seorang profesor kepada saya karena kasus anaknya yang nakal, kurang wibawa dalam memimpin, anak buahnya mulai ada yang berontak dan mulai adanya saingan

DariAbu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki." (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya) RasulullahSAW menceritakan orang selanjutnya yang pertama kali masuk neraka, Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). XS88aO9.
  • 79478ejyts.pages.dev/223
  • 79478ejyts.pages.dev/132
  • 79478ejyts.pages.dev/294
  • 79478ejyts.pages.dev/351
  • 79478ejyts.pages.dev/12
  • 79478ejyts.pages.dev/52
  • 79478ejyts.pages.dev/77
  • 79478ejyts.pages.dev/134
  • 79478ejyts.pages.dev/218
  • hadits orang tua masuk neraka karena anaknya